TANTANGAN YANG DIHADAPI PARA PEMUKA AGAMA, ULAMA' DAN KIYAI

August 12, 2013

Oleh : H. S. Prodjokusumo

                Para pemuka agama khususnya agama Islam yaitu kiyai, ulama’ dan para pemimpin ormas islam dan pesantren dalam era globalisasi dewasa ini menghadapi banyak tantangan, baik yang bersifat interen maupun eksteren.
                Para pemimpin agama itu mempunyai ummat/qaum/pengikut yang diberi bimbingan dan arahan dalam kehidupan beragama. Moderenisasi dalam segala bidang kehidupan telah berpengaruh besar dalam terhadap pola pikir, prilaku, dan pola kehidupan manusia, termasuk ummat yang berada dalam bimbingan para pemuka agama.
                Seseorang dalam kedudukan apa saja dalam kndisi bagaimanapun pada umumnya yang dipikirkan dan diupayakan dalam sehari-hari, adalah yang pertama yang diutamakan yaitu bagaimana cara agar hidupnya lebih ringan, ekonomi rumah tangganya bertambah baik, dapat membiayai sekolah anak-anaknya, agar dapat mengawinkan anaknya yang sudah dewasa dan lain-lainya.
                Orang tidak bisa cepat tidur, orang melewatkan waktunya untuk berenung, mondar mandir mencari pekuang untuk mendapatkan tambahan penghasilan itu terjadi setiap hari dimana-mana.
                Apa yang dapat diberikan oleh pemuka agama kepada ummatnya yang sedemikian rupa itu? Nasehat, tuntunan dan bimbingan yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Sampai dimana dampak nasehat yang terkandung dalam ceramah, khutbah dan sebagianya itu terhadap problem yang dihadapi oleh ummat yang sedang dalam keadaan krisis ekonomi rumah tangga? Terhadap masalah pelik yang dihadapi oleh buruh terhadap majikanya, terhadap sengketa tanah yang dihadapi oleh petani?
                Hal-hal tersebut masih disebut masalah interen yaitu pemuka agama dan ummatnya. Dengan dugaan bahwa warga Indonesia yang memeluk agama Islam itu berjumlah 160 juta orang, berapa juta yang berada dalam bimbingan langsung oleh para pemuka agama, seperti para santri oleh kiyainya, organisasi Islam oleh para pemimpinya. Kami kira belum ada 40% dari 160 juta jiwa, sehingga yang 60% lainya belum terjangkau oleh bimbingan para pemuka agama.
                Pada umumnya dari mereka itu merasa bahwa dirinya masih belum memerlukan bimbingan pemuka agama, bahkan mereka belum merasakan kebutuhan agama, tidak punya masalah apa-apa dengan kehidupan beragama, hal seperti ini yang boleh disebut tantangan eksteren.
                Para pemuka agama dan para budayawan, misalnya sangat memprihatinkan terhadap penayangan tv yang isinya banyak yang bertentangan dengan norma-norma agama, , khususnya Islam, bagi mereka yang merasa tiak punya masalah tentang agama, akan mengambil sikap masa bodoh dan tida kada kepedulian sama sekali.
                Akan tetapi semua orang akan merasa prihatin terhadap meningkatnya kasus perkosaan, perampokan, pembunuhan dan sebagainya, karena dalam dirinya ada rasa kehawatiran kalau sampai kasus seperti itu dapat menimpa dirinya atau keluarganya. Bukan pertama-tama  karena agama.
                Yang menjadi tantangan para pemuka agama yaitu bagaimana caranya agar dakwahnya, khuthbahnya dan bimbinganya dapat menjangkau yang 60% pemeluk agama Islam. Kendala yang dihadapi para pemuka agama itu sangat banyak.
                Satu persatu hal itu menjadi tantangan besar dan berat bagi seluruh pemuka agama. “apabila pemuka agama tidak dapat menjawab problematika ummatnya, kemungkinan besar ummat itu akan meninggalkan agamanya *pemuka agama)

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Recent Post