Menurut Imam Al Ghazali. Dikatakan oleh Imam al
Ghazali dan yang lainnya , bahwa Lailatul Qadar diketahui dari hari
pertama puasa Ramadhan.
HARI PERTAMA RAMADHAN = Senin, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 21
...
HARI PERTAMA RAMADHAN = Selasa, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 27
HARI PERTAMA RAMADHAN = Rabu, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 29
HARI PERTAMA RAMADHAN = Kamis, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 25
HARI PERTAMA RAMADHAN = Jum'at, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 27
HARI PERTAMA RAMADHAN = Sabtu, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 23
HARI PERTAMA RAMADHAN = Ahad, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 29
Rumus ini teruji dari kebiasaan para tokoh ulama’ yang telah menemui Lailatul Qadar.
Tercantum di kitab-kitab fiqh Syafi’iyyah. Diantaranya :
- di dalam kitab I’anah at-Thalibin II/257,
- dan Syeikh Ibrohim al Bajuri dalam Kitabnya "HASYIYAH 'ALA IBN QOOSIM AL GHOZI" juz I halaman 304,
- juga as Sayyid al Bakri dalam Kitabnya "I'AANATUTH THOOLIBIIN" Juz II halaman 257-258,
HARI PERTAMA RAMADHAN = Senin, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 21
...
HARI PERTAMA RAMADHAN = Selasa, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 27
HARI PERTAMA RAMADHAN = Rabu, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 29
HARI PERTAMA RAMADHAN = Kamis, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 25
HARI PERTAMA RAMADHAN = Jum'at, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 27
HARI PERTAMA RAMADHAN = Sabtu, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 23
HARI PERTAMA RAMADHAN = Ahad, maka LAILATUL QODAR jatuh pada malam ke 29
Rumus ini teruji dari kebiasaan para tokoh ulama’ yang telah menemui Lailatul Qadar.
Tercantum di kitab-kitab fiqh Syafi’iyyah. Diantaranya :
- di dalam kitab I’anah at-Thalibin II/257,
- dan Syeikh Ibrohim al Bajuri dalam Kitabnya "HASYIYAH 'ALA IBN QOOSIM AL GHOZI" juz I halaman 304,
- juga as Sayyid al Bakri dalam Kitabnya "I'AANATUTH THOOLIBIIN" Juz II halaman 257-258,
Tidak ada
kepastian mengenai kapan datangnya Lailatul Qadar, suatu malam yang
dikisahkan dalam Al-Qur’an "lebih baik dari seribu bulan". Ada Hadits
yang diriwayatkan Abu Dawud, meyebutkan bahwa Nabi pernah ditanya tentang Lailatul
Qadar. Beliau menjawab: “Lailatul Qadar ada pada setiap bulan Ramadhan."
(HR. Abu Dawud).
Namun menurut hadits lainnya yang diriwayatkan Aisyah rah., Nabi
Muhammad saw. memerintahkan:
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ
الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal ganjil dari sepuluh
terakhir pada bulan Ramadhan.
(HR. Bukhari)
Menurut
pendapat yang lain, Lailatul Qadal itu terjadi pada 17 Ramadhan, 21
Ramadhan, 24 Ramadhan, tanggal ganjil pada 10 akhir Ramadhan dan lain-lain.
Diantara hikmah
tidak diberitahukannya tanggal yang pasti tentang Lailatul Qadar adalah
untuk memotivasi umat agar terus beribadah, mencari rahmat dan ridha Allah
kapan saja dan dimana saja, tanpa harus terpaku pada satu hari saja.
Jika malam Lailatul
Qadar ini diberitahukan tanggal kepastiannya, maka orang akan beribadah
sebanyak-banyaknya hanya pada tanggal tersebut dan tidak giat lagi beribadah
ketika tanggal tersebut sudah lewat.
Umat Islam hanya ditunjukkan tanda-tanda kehadirannya. Di antara
tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar adalah:
1. Pada hari itu matahari bersinar tidak terlalu panas dengan cuaca
sangat sejuk, sebagaimana hadits riwayat Imam Muslim.
2. Pada malam harinya langit nampak bersih, tidak nampak awan
sedikit pun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas. Hal ini
berdasarkan hadits riwayat Imam Ahmad.
Dalam kitab Mu'jam
at- Thabari al-Kabir disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Malam
Lailatul Qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak
berawan, tidak ada hujan, bintang tidak nampak dan pada siang harinya matahari
bersinar tidak begitu panas."
Amalan-amalan untuk Mendapatkan Lailatul Qadar
Para ulama kita mengajarkan, agar mendapatkan keutamaan Lailatul
Qadar, maka hendaknya kita memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan,
diantaranya:
1. Senantiasa shalat fardhu lima waktu berjama'ah.
2. Mendirikan shalat malam atau qiyamul lail (shalat
tarawih, tahajud, dll)
3. Membaca Al-Qur'an sebanyak-banyaknya dengan tartil.
4. Memperbanyak dzikir, istighfar dan berdoa.
5. Memperbanyak membaca do’a:
اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فاَعْفُ عَنَّا
Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Dzat Maha Pengampun lagi Maha
Pemurah, senang pada ampunan, maka ampunilah kami, wahai Dzat yang Maha Pemurah.
0 Komentar