PONDOK PESANTREN “MA’HADUT THOLABAH”
Dsn. Kebondalem Ds. Kandangan Kec. Kandangan Kab. Kediri
Pondok
pesantren Ma’hadut Tholabah berdiri pada tahun 1973. di dirikan oleh hadlrotus
syaikh KH.Ahmad Toha Rhomlan, beliau
wafat pada tahun 2001 M.. Setelah beliau wafat Pondok pesantren Ma’hadut
Tholabah diasuh oleh putra beliau yang bernama KH. Imam Baihaqi Thoha, putra ke
tiga dari 10 bersaudara.
Pondok
Pesantren Ma’hadut Tholabah didirikan di atas tanah seluas 60x 100 dengan dua
bangunan dasar yaitu kamar untuk para santri yang berukuran 3x12 m dibagi jadi
tiga 4x3m/kamar, dan sebuah mushola. Sedangkan
ruang belajar untuk santri bertempat di
mushola yang pada sa’at itu sangat sederhana, hanya tebuat dari bambu.
Sejak awal
pesantren ini tergolong
pesantren salafiyah, hal ini dapat terlihat dari keadaan pesantren yang tetap mempertahankan Kitab-kitab Islam klasik atau yang lebih sering di sebut dengan istilah kitab kuning sebagai inti pendidikan
pesantren. dalam bentuk
klasikal pada jenjang
madrasah
diniyah.
Pondok pesantren Ma’hadut Tholabah
secara sepintas bisa dikatan bahwa eksistensinya cukup intens dengan
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Terlihat sampai saat ini masih berjalan
pengajian-pengajian yang dilakukan oleh santri bersama masyarakat sekitar
seperti majlis ta’lim (malam Kamisan), sema’an Al Qur’an bin nadzor setiap
sebulan sekali, dan yasinan setiap malam Jum’at.
1.
Setruktur pengurus pondok pesantren Ma’hadut Tholabah
Struktur organisasi
merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain, hingga jelas tugas, wewenang dan tanggung
jawab masing masing dalam suatu kebulatan yang
teratur.
Adapun bagian
struktur organisasi Pondok Pesantren putra Ma’hadu Ttholabah sebagaimana berikut pondok pesantren yang tetap mempertahankan
Kitab-kitab Islam klasik atau
yang lebih sering di sebut dengan istilah kitab kuning sebagai inti pendidikan pesantren. dalam
bentuk klasikal pada
jenjang madrasah diniyah.
3.
Visi misi pondok pesantren Ma’hadut Tholabah
a.
Visi
1. Mencetak para santri yang memiliki wawasan
IPTEK dan IMTAQ.
2. Mengantar para santri untuk mampu membaca dan
memahami kitab kuning, kreatif, dan mengantar santri berfaham ahlu sunah
waljam’ah.
b.
Misi
1.
Melaksanakan proses belajar mengajar secara terprogram
dan terarah
2.
Menyeimbankan dimensi keilmuan santri antara bidang umum
maupun bidang agama terutama yang berbau pesantren
3.
Memotivasi santri untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki serta mlanjutkan kejenjang yang lebih tinggi
4.
Mengembangkan kreatifitas santri baik dalam kegiatan
intra maupun estrakurikuler.
5.
Memberikan teladan yang baik kepada para santri untuk
berinteraksi sosial secara islami.
6.
Meningkatkan peran dan partisipasi seluruh komponen
pendidikan
untuk
mewujudkan cita-cita Madrasah
c.
Tujuan pondok pesantren Ma’hadut Tholabah
1. Memantapkan "Imtaq" kepada
seluruh warga.
2) Membiasakan peserta
didik untuk selalu berlaku sopan santun.
3)
Meningkatkan nilai rata-rata UAM.
4)
Meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa.3
4. Sarana Prasarana Pondok Pesantren Ma’hadut
Tholabah
Untuk menunjang
kelancaran sistem belajar mengajar di pondok atau madrasah maka di sediakan
sarana prasarana seperti adanya gedung sekolah.kamar untuk para santri yang
mukim.kantor madrasah ataupun pondok, gedung aula dan juga disediakan toko yang
mnjual ATK dll.
5. Santri Pondok
Pesantren Ma’hadut Tholabah
Santri-santri yang
ada di Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah mayoritas berasal dari Jawa Timur dan
luar Jawa Timur. Sementara santri yang ada (Th. 2013/2014) berjumlah 80 orang santri putra dan 60 orang santri
putri.
6.
Aktifitas Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah
1.
Jama’ah, semua santri wajib melaksanakan sholat lima waktu dengan berjema’ah dan bertempatnya di Musholla pesantren.
2.
Mengaji Al-Qur’an dan Kitab, semua
santri diwajibkan mengikuti
kegiatan sesuai dengan tingkatan
masing-masing. Mengaji Al-Qur’an dilaksanakan setelah shalat shubuh untuk umum
setelah ashar untuk tingkatan pemula. Pengajian Kutubus salaf dilaksanakan setelah melaksanakan sholat
berjema’ah, dalam hal ini langsung di bacakan oleh pengasuh pondok atau ustadz
yang di tunjuk oleh pengasuh. Semua santri di wajibkan untuk mengaji minimal 3
kitab dalam satu hari.
3. Khithobah (pidato) dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis
Acara-acara yang terdapat dalam kegiatan khitobah meliputi:
a. Tahli
b. Walimah (khitan.a’qiqoh.ursy. tasmiah)
c. Khutbah Jum’at dll. (kegiatan-kegiatan
yang biasa atau diperlukan di dalam masyarakat umum)
4. Mujahadah bersama setiap selesai acara khitobah
malam Kamis
5.
Kursus Nahwu dan Shorof menurut
tingkatanya masing-masing
Pelajaran-pelajaran
kursus meliputi :
a. Untuk tingkatan Ibtida’iyah yaitu: Shorof dan jurumiah.
b. Untuk tingkatan Tsanawiyah yaitu : Al Imrithi .Alfiah Ibnu Malik
dan Qowa’idul I’rob
c. Untuk tingkatan Aliyah yaitu : Balghoh, Mantiq dan Falaq
6.
Istighosah bersama yang dilakukan setiap sebulan sekali di makam KH. Thoha
Rhomlan dan Ibu Nyai H. Dewi Juwariyah
7. Muhadhoroh
8. Bahstul Masa’il yang dilaksanakan
setiap satu bulan sekali.
9. Diskusi
ilmiah yang dilaksanakan pada satu minggu sekali yang diikuti
oleh setiap
santri tingkatan tsanawi ‘aliah dan yang sudah tamat
10.
Kerja bakti yang dilaksanakan satu minggu sekali, baik di lingkungan pesantren maupun di luar pondok pesantren.
11.
Masuk sekolah formal bagi santri yang masih brsetatus siswa SMP.SMA dan yang
sederajat
12. Madrasah
diniyah, diikuti oleh semua santri kecuali yang sudah selesai,
dilaksanakan pada sore dan malam. sore untuk yang hanya mondok dan
malam untuk yang ngerankep sekolah formal setelah jama’ah mahgrib.
13. Tahtimul qur’an setiap jum’at legi
dalam sebulan sekali
B. Penyajian Data
1. Pelaksanaan
Metode Pembelajaran Kutubus Salaf di Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Kebondalem Kandangan Kediri
a. Materi Pelajaran Kitab Kuning
Materi yang di gunakan di pondok pesantren Ma’hadut
Tholabah ini, menyesuaikan tingkatan kemampuan santri,
untuk tingkatan santri
kelas SP di fokuskan pada pengenalan tentang peraktek
shalat dan pengenalan huruf arab, menghafal do`a
sehari-hari dan menulis, sedangkan untuk ibtida’iyah difokuskan pada materi sekitar tentang pengenalan ketauhidan,
akhlaq dan tajwid. Pada
tingkatan Tsanawiyah santri ditekankan untuk menerapkan pelajaran yang sudah dipelajari di tingkat
ibtida’iyah, mendalami ilmu Alat, serta penerapan ilmu alat. Untuk tingkat ‘aliyah santri dikhususkan untuk mengetahui ilmu Bayan, Manthiq dan Aqidah Islam seperti Ushul Fiqh,
Qo’idah Fiqhiyah, Tafsir dan lain sebagainya.
b. Metode Pembelajaran Kitab Kuning
Sejak awal berdiri dan perkembangannya,
metode pembelajaran kitab kuning yang dipakai adalah metode yang sudah lazim
dipakai di pesantren salaf, yaitu:
1) Metode Bandongan
Metode yang digunakan di Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Putra (dalam
pembelajaran kitab) yang bersifat kelas besar ataupun kelas kecil
adalah metode bandongan
yang dipadukan dengan metode lainnya. Biasanya metode
bandongan ini digunakan oleh para pengasuh pondok yang dilaksanakan di dalem
setiap setelah shalat maghrib. Metode ini biasanya lebih dominan dipakai pada
materi pelajaran tafsir, ilmu tafsir, fiqh, dan tasawuf. Dalam metode ini kiai
membaca, menerjemahkan, dan
menjelaskan isi kitab, sedangkan santri menyimak, menulis
ulang apa yang telah dijelaskan oleh kiainya. Penyampaiannya sering menggunakan
bahasa Jawa,
terkadang pula memakai bahasa Indonesia.9
2) Metode Hafalan
Metode hafalan merupakan ciri khas yang sangat melekat pada sistem pendidikan
tradisional, termasuk pesantren.
di Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah, metode ini digunakan
hanya dalam pembahasan kitab-kitab tertentu, seperti kitab sharaf, al-Qur’an,
dan hadits. Sebab diakui atau tidak, khusus
untuk materi sharaf, jika santri tidak bisa menghafalkan wazan, maka dia akan
kesulitan dalam membuat perumpamaan di kitab lain. Selain hafalan
wazan juga hafalan
dalam bentuk sya’ir
atau
nadzom.12
3) Metode Tanya Jawab
Metode ini biasanya digunakan dalam waktu-waktu tertentu saja, dan
memang sudah ditentukan
oleh ustadz. Sebelum pelaksanaannya santri
diberitahu terlebih dahulu,
agar mereka memiliki persiapan.
Dalam metode ini,
santri harus menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh ustadz. Pertanyaan-pertanyan tersebut biasanya
dalam bentuk tulisan,
lisan ataupun praktek. Metode ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman santri terhadap materi yang telah
diterimanya. Metode ini digunakan pada seluruh materi kitab kuning.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa, metode-metode yang dipakai oleh para tenaga pengajar selalu
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan kepada para santri.